Fisika modern merupakan
salah satu bagian dari ilmu Fisika yang mempelajari perilaku materi dan
energi pada skala atomik dan partikel-partikel subatomik atau
gelombang. Pada prinsipnya sama seperti dalam fisika klasik, namun
materi yang dibahas dalam fisika modern adalah skala atomik atau
subatomik dan partikel bergerak dalam kecepatan tinggi. Untuk partikel
yang bergerak dengan kecepatan mendekati atau sama dengan kecepatan
cahaya, perilakunya dibahas secara terpisah dalam teori relativitas
khusus. IlmuFisika Modern dikembangkan pada awal abad 20, dimana
perumusan-perumusan dalam Fisika Klasiktidak lagi mampu menjelaskan
fenomenafenomena yang terjadi pada materi yang sangat kecil. Fisika
Modern diawali oleh hipotesa Planck yang menyatakan bahwa besaran energi
suatu benda yang beosilasi (osilator) tidak lagi bersifat kontinu,
namun bersifat diskrit (kuanta), sehingga muncullah istilah Fisika
Kuantum dan ditemukannya konsep dualisme partikel-gelombang. Konsep
dualisme dan besaran kuanta ini merupakan dasar dari Fisika Modern.
Dalam
makalah ini dibahas konsep, hipotesa dan eksperimen yang menjadikan
landasan pengembangan fisika modern serta penerapan fisika modern, dalam
berbagai bidang seperti kedokteran, telekomikasi, dan industri.
Fisika
Modern secara umum dibagi menjadi dua bagian pembahasan yaitu Teori
kuantum lama dan Teori Kuantum Modern. Bahasan Fisika modern digambarkan
dalam diagram seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Teori Kuantum lama
memperkenalkan besaran-besaran fisika, seperti energi merupakan besaran
diskrit bukan besaran kontinu seperti halnya dibahas dalam mekanika
klasik. Teori kuantum lama diawali oleh hipotesa Planck yang menyatakan
bahwa energi yang dipancarkan oleh sumber (berupa osilator) bersifat
kuanta/diskrit karena hanya bergantung pada frekuensinya bukan pada
amplitudo seperti dalam mekanika klasik dimana besaran amplitudo tidak
terbatas (kontinu). Pada tahun 1900 Max-Planck merumuskan besaran energi
yang bersifat diskrit dalam merumuskan energi yang dipancarkan oleh
benda hitam yaitu :
E = nhf
dimana n = 1, 2, 3, ... dan h = 6,626 x 10-34 Joule/detik (konstanta Planck). Albert Einstein pada tahun 1905 menggunakan konstanta Planck dalam merumuskan energi yang dipancarkan oleh berkas cahaya/foton (penemuan efek fotolistrik).
E = nhf
dimana n = 1, 2, 3, ... dan h = 6,626 x 10-34 Joule/detik (konstanta Planck). Albert Einstein pada tahun 1905 menggunakan konstanta Planck dalam merumuskan energi yang dipancarkan oleh berkas cahaya/foton (penemuan efek fotolistrik).
No comments:
Post a Comment